Guru Pahlawan Pembangunan Karakter Bangsa

2023-11-25 - Zein - 177x Dibaca

KEDUDUKAN UTAMA SEORANG GURU

Ustadz, mu'allim (pembimbing ilmu), guru adalah profesi mulia dalam peradaban umat manusia. Islam sangat memuliakan kedudukan seorang guru. Sejatinya,  orang tua kita adalah guru. 
Ulama adalah guru. 
Orang lain yang  kita tidak kenal lalu menunjukkan satu kebaikan kepada kita adalah juga guru.
 
Bahkan,  Nabi Muhmmad SAW  mengaku sebagai guru. 
“Sungguh, aku telah diutus (oleh Allah) sebagai seorang pengajar (guru)."
(HR. Ibnu Majah)
 
Secara khusus, istilah guru didefinisikan sebagai seorang pengajar dan pendidik profesional di lembaga pendidikan formal. Tugas utamanya adalah  mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, baik di tingkat dasar maupun menengah.

Secara umum, Guru dalam bahasa Jawa merupakan akronim dari digugu lan ditiru (orang yang dipercaya dan diikuti). Guru  bukan hanya bertanggung jawab mengajar mata pelajaran yang menjadi tugasnya, melainkan lebih dari itu. Guru  juga mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.

Slogan guru digugu dan ditiru  ini memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru. 
Landasan falsafah dibalik slogan itu adalah bahwa sosok seorang guru dapat dipercaya dan ditiru.

Hal itu mengisayaratkan bahwa dalam berbagai kegiatan kehidupan, masyarakat berharap guru sebagai teladan yang baik. 
Ketika di sekolah, guru menjadi panutan bagi siswanya.
Ketika di rumah, guru menjadi panutan bagi anak-anaknya. 
Ketika di masyarakat, guru menjadi panutan bagi masyarakatnya. 

Di sekolah, guru dipercaya karena selalu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan. 
Pengetahuan dan keterampilan tersebut senantiasa bermanfaat bagi kehidupan siswanya, baik secara akademis maupun pribadi.

Harus kita akui bahwa peranan guru dalam kehidupan umat manusia sangatlah penting. 
Tidak mengherankan apabila seseorang  dengan jabatan rendah hingga jabatan presiden sekalipun tidak akan pernah melupakan jasa guru. 

Menghormati guru adalah satu dari kunci keberkahan hidup. 
Menghormati guru dapat ditunjukkan oleh penyikapan kita kepada mereka. 

Guru, ustadz, mu'allim, pembimbing, pengajar, dan dosen merupakan sama-sama pendidik. 
Namun,  yang membedakan  adalah terkait tugas utama yang dilakoni dan jenjang subjek yang dididik. 

Tugas utama guru, ustadz, mu'allim adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi yang dididiknya hingga terbentuk watak, karakter dan akhlak yang mulia. 

Sementara itu, tugas utama pengajar,  dosen adalah mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tanpa jasa seorang guru kita semua tidak bisa membaca ataupun menulis. 
Guru adalah sosok yang begitu mulia dan diagungkan, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat

Tugas mengajarkan ilmu itu sangat penting, hingga Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu, lalu ia menyembunyikannya, maka pada hari kiamat kelak Allah akan mengekangnya dengan kekang api neraka.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Beruntunglah  para guru, ustadz, mu'allim,  pengajar, dan dosen  yang gemar mengajarkan ilmu kepada para muridnya. 

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu,  dia mendapatkan pahala dari orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang yang mengerjakannya itu.”   (HR  Ibnu Majah)

Siapakah sosok guru istimewa yang patut diteladani?
Tidak lain beliau adalah Muhammad Rasulullah SAW.
 “Sungguh aku telah diutus (oleh Allah) sebagai seorang mu'allim (guru).”
(HR. Ibnu Majah)

Siapapun kita, pasti berutang budi kepada guru kita. 
Cara untuk memuliakan guru di antaranya adalah mendoakannya. 

Nabi Muhammad SAW berpesan, 
“Siapa yang memberikan kebaikan untukmu, balaslah. Jika kamu tidak mampu membalasnya, doakanlah ia hingga kamu yakin telah benar-benar membalasnya.” 
(HR. Abu Daud). 

Rasulullah SAW bersabda, 
"Sungguh, Allah, para malaikat-Nya, serta semua penghuni langit dan bumi termasuk semut dalam lubangnya dan ikan-ikan, sungguh semuanya mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang mengajari manusia (guru).”
(HR. Tirmidzi).

Mengajari ilmu adalah pekerjaan dan tugas mulia. 
Bahkan, Imam al-Ghazali mengumpamakan guru itu ibarat matahari, sebagai sumber kehidupan dan penerangan di langit dan di bumi. 
Dengan ilmunya, seorang guru dapat memberikan penerangan kepada umat, membimbing mereka, sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.


Allahummaghfir li masyayikhina wa liman ‘allamana warhamhum wa akrimhum bi ridlwanikal ‘adzim fi maq’adis shidqi ‘indaka ya arhamar rahimin. 

(“Ya Allah, ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. 
Sayangilah mereka, muliakanlah mereka dengan keridhaan-Mu yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Mu, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”)

***

Terima kasih sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kuucapkan untuk orangtua dan guruku yang telah mendidik dan membimbingku sehingga aku menjadi seperti sekarang ini. 

Terima kasih juga kuucapkan untuk saudara-riku yang telah mendoakanku dengan tulus. 
Semoga doa yang sama dikabulkan Allah untuk kalian juga. 

Salam ta'zhimku...